Pages

Kamis, 17 Juni 2010

Prambanan, Candi Seribu Cerita

OLEH: Kusworo Aris Prasetyo

Siang ini udara terasa menyesakkan dada, debu-debu berterbangan menambah rasa kekecewaan seorang anak usia 11 tahun yang sedari tadi berjalan menuju rumah usai melewatkan sekolah. Secara tergesa-gesa ia berjalan dan akhirnya sampai juga di rumah. Langsung saja ia masuk ke dalam dan langsung menuangkan air mineral kedalam gelas dan habislah dengan sekali teguk olehnya dan kemudian ia menuangnya kembali, memang hari ini begitu panas rasanya. Belumlah sempat ia kembali meneguk, tiba-tiba seseorang menegurnya dari belakang,
“Wah wah wah,,,anak Ibu sudah pulang tho...kok gak dengar suaranya.”
“Iya Bu, maaf tadi doni nyelonong masuk dan langsung minum, soalnya doni haus banget dari pulang sekolah tadi” jawab Doni.
“hmm, baju kamu sampai basah kena air tuh gara-gara minum tergesa-gesa.”
“Ya sudah sekarang kamu ganti baju, terus ambil air wudhu dan shalat, sudah waktunya shalat dzuhur, setelah itu kamu makan, ibu sudah masak masakan kesukaan kamu”.
Kemudian setelah ia selesai shalat, kemudian ia bergegas ke dapur untuk makan. Sebelum makan tak lupa ia berdoa terlebih dahulu, kemudian dilahapnya sambal kentang dan perkedel yang merupakan makanan favoritnya itu.
“Bagaimana tadi sekolahnya Don?” terdengar suara seseorang yang sepertinya sudah tidak asing lagi untuk doni.
“Eh Om Pras, kapan datang dari Semarang”?
“Tadi Pagi Don, wah keponakan Om ini ternyata sudah besar yah, padahal baru kemaren om gendong-gendong kamu”.
“Ah Om ini kan sekarang Doni sudah kelas 5 SD.”
“Sudah dapat kabar belum dari ayahmu Don?”
“Sudah om, minggu kemarin Bapak kirim telegram, bapak sekarang pindah tugas di Ambon.”
“Kasihan kamu Don punya bapak seorang tentara, jadi jarang bertemu”.
“Tapi Doni bangga tuh Om, kan Bapak menjalankan tugas Negara dan buat kemanusiaan juga.”
“Ya, ya, ya, benar juga, hebat kamu Don sudah mengerti tugas sebagai tentara”
“Ya kan Ibu sering cerita dan Doni juga dapat info dari berita di TV Om, hehehe…
“Yasudah berhubung Om lagi ambil cuti tiga hari ini, bagaimana kalau besok kita jalan-jalan ke Candi Prambanan?”
“mau Om, Doni mau banget tapi Doni ajak teman Doni yah Om, si Adit.”
“Ya boleh ajak saja tapi harus minta ijin dulu sama orang tuanya.”
“Siap Om, laksanakan”. Hehehe. Seru doni layaknya seorang tentara.
Om Pras pun tersenyum dengan tingkah laku keponakannya yang berumur 11 tahun ini.
“Kamu sudah makan Pras?” Sapa Ibu Doni dari belakang.
“Oh Sudah mbak, ini lagi ngobrol-ngobrol sama doni, saya mau mengajaknya ke Prambanan besok.
“Ibu kok gak bilang kalo Om Pras ada di rumah?”
“Iya Ibu kan belum sempat kasih tau kamu, orang kamu dari tadi sibuk sendiri”
“Yah Ibu, lain kali bilang dong.” Yaudah, Doni main ke rumah adit dulu yah, mau ngajak adit ikut jalan-jalan sama Om Pras.”
“Ya sudah hati-hati, jangan pulang terlalu sore yah Don.”
“Iya Bu.”
Kemudian bergegaslah ia ke rumah Adit yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Adit adalah teman bermain Doni sejak kecil dan juga merupakan teman sebangku di kelas.
“Siang Bu, Aditnya ada?”
“Ada Don, masuk aja dia ada di kamarnya”
Setelah berada di kamar adit, doni pun kemudian mengajak adit ikut bersamanya ke Prambanan besok.
“Aku mau ikut Don, tapi minta ijin dulu yah ma ibu.”
“Iya dit.”
Kemudian adit menghampiri ibunya dan doni mengikuti dari belakang. Doni kemudian meminta ijin kepada Ibunya Adit untuk mengajaknya pergi ke Prambanan Besok.
“Kamu mau ke Prambanan Cuma berdua Don, nanti nyasar lagi?”
“Enggak kok Bu, ada Om Pras juga.”
“Lho Om Pras ada di rumah tho Don?”
“Ada Bu baru tadi pagi datang dan kebetulan sedang ambil cuti.”
“Oh yasudah kalau begitu Ibu ijinin adit buat ikut kamu.”
“Terimakasih ya Bu, besok Doni dan Om Pras jemput adit jam 9 pagi yah Bu.”
“Iya.”
Kemudian Doni pamit pulang dan menyalami tangan Ibu adit.
“sampai ketemu besok yah Don”
“iya Dit”.
………….
Keesokan harinya tepat jam 9 mobil yang dikendarai Om Pras sampai di rumah Adit. Tampak Adit sudah di teras depan bersama Ibunya.
Pagi Bu, apa kabar?sapa Om Pras
Sehat Pras. Saya titip Adit yah Pras
Iya Bu.
Adit, kamu jangan ngerepotin Om Pras yah dan jangan minta yang aneh-aneh
Iya Bu.
Ya sudah kalau begitu saya pamit ya Bu.
Kemudian mereka berangkat menuju Prambanan yang hanya berjarak sekitar 30 menit dari rumah.
Wah sudah sampai Prambanan.
Terlihat oleh Doni dan Adit bangunan megah nan cantik.
“Ayo Don, Dit.” Teriak Om Pras
“Bagus sekali Candi ini Om, orang-orang jaman dulu ternyata sudah pintar membuat candi yah Om?tanya Adit.”
“Ya benar itu Dit, sebenarnya bangsa kita itu pintar dan kuat asal bisa bersatu.
Om, Candi Prambanan ini gunanya buat apa yah Om?Tanya Doni.”
“Candi ini mulanya di bangun untuk tempat peribadatan agama Hindu Don, lihat arca patung-patungnya kebanyakan merupakan Dewa. Mulai dari Candi Wisnu, Syiwa, Brahma, mereka semua merupakan Dewanya agama Hindu dan candi ini dijadikan sebagai tempat pemujaaan bagi mereka. Kalau sekarang kan bisa dijadikan objek wisata Don, tetapi ketika Nyepi biasanya ada upacara keagamaan disini.”
Terus mereka bertiga berjalan mengitari Candi. Doni dan Adit sepertinya terkesima dengan bangunan yang unik, dinding yang tidak lazim dan ternyata ada gambarnya atau ukirannya. Adit pun lalu bertanya pada Doni.
“Don, kamu tau isi gambar yang diukir ini gak?”
“Yang pasti itu bukan gambar saya Dit, hehehehe.” Ya gak tau lah Dit, taunya tuh Cuma gambar orang ada laki-laki ada perempuan. Kamu tanya sama Om Pras aja.”
“Om kok dindingnya ada gambar orang-orang gitu, maksudnya apa yah Om?” Tanya Adit.
“Oh, itu ukiran namanya relief, yang kata orang merupakan ukiran gambar yang isinya menceritakan tentang cerita Ramayana, kamu tau cerita Ramayana Dit?”
Adit menggeleng tanda ia sama sekali tidak tahu.
“Ramayana?yang ada Hanomannya itu yah Om?”sergah Doni.
“Iya, pintar kamu Don, tau darimana?”
“Dari Bapak, soalnya bapak sering nyeritain tentang kera putih yang sangat sakti. Bapak kan orangnya senang nonton wayang, sampai-sampai dulu Doni kalau mau tidur didongengin cerita itu terus …”
Serentak Om Pras dan Adit tertawa mendengar perkataan Doni yang lugu barusan.
Cukup lama mereka mengitari Candi Prambanan. Sembari berjalan Om Pras selalu menceritakan tentang berbagai hal tentang candi Prambanan seperti menceritakan patung ganesha yang merupakan lambang dari dewa ilmu pengetahuan, terus sampai patung Roro Jonggrang yang terkenal karena cerita rakyatnya yang menceritakan bahwa Roro Jonggrang terkena kutukan oleh Bandung Bondowoso dan menjadi Patung pelengkap seribu candi di Prambanan ini.
Setelah Puas berkeliling Candi, Om Pras pun mengajak doni dan adit untuk makan siang disalah satu rumah makan yang terdapat di sekitar candi Prambanan. Mereka bertiga kemudian makan dengan lahapnya, maklum mengelilingi Candi berukuran besar dan luas tadi benar-benar menguras tenaga mereka. Setelah selesai makan, Om Pras pun bertanya kepada Doni dan Adit.
“Bagaimana nih perasaan kalian setelah jalan-jalan ke Candi Prambanan bareng Om hari ini?”
“Seru Om….!”jawab Doni dan Adit bersamaan.
“Iya Om ternyata bangsa kita memiliki banyak kebudayaan salah satunya Candi Prambanan ini.” Sambung Adit.
“Selain itu kita banyak mendapat pengetahuan dari fungsi candi, isi candi, patung-patungnya. Pokoknya seru lah Om. Kapan-kapan ajak kita jalan-jalan lagi yah Om, Sambung Doni.”
“Iya nanti kalau ada waktu lagi Om ajak kalian berdua jalan-jalan lagi sama Om.
Ya sudah sekarang kita Pulang yuk.” Ajak Om pras.
“Ayo pulang…!teriak doni dan adit penuh semangat.
Kemudian mereka Pulang dengan membawa kenangan dan beragam cerita dalam hati mereka sendiri. Sepertinya mereka benar-benar menikmati acara jalan-jalan kali ini dan terbersit dalam hati masing-masing akan keindahan dan keaneka ragaman kebudayaan negeri tercinta ini.

0 komentar:

Posting Komentar