OLEH: Lina Rohani
Doni membawa buku pelajaran ketika bermain. Ketika itu, dia bertemu dengan Angga yang sedang bermain game.
“kau bawa apa, Don?“ tanya Angga sambil sambil bermain game.
“Buku pelajaran.”
“Buat apa?” Angga masih tidak mengerti.
“Buat belajar. Besok kan kita ulangan matematika.”
Doni duduk di samping Angga yang sedang asyik bermain. Dalam hatinya, dia sangat ingin bermain bersama Angga. Tetapi dia harus belajar karena besok dia akan ulangan.
“Kau ingin bermain tidak, Don?“ tanya Angga.
“Ti…tidak, ah! Aku belajar saja.”
“Kalau belajar lebih baik di rumah saja! Di sini kan tempat bermain, Don.“
Angga menyuruh Doni pulang ke rumah. Doni sendiri merasa berat hati karena sebenarnya dia ingin sekali bermain game bersama Angga.
Akhirnya Angga tahu kalau Doni ingin sekali bermain game. Ia pun menawarkan Doni untuk bermain.
“Kau ingin bermain bersamaku, Don?“
“Baiklah.“
Mereka pun asyik bermain game. Sampai tidak terasa hari telah berganti sore. Doni dan Angga pun sudah bermain game selama berjam-jam. Tetapi sepertinya mereka belum puas bermain. Mereka pun tetap melanjutkan.
Tetapi Doni masih ingat perkataan ibunya bahwa dia tidak boleh pulang terlalu sore. Akhirnya dia pun pulang. Dia berjanji akan bermain bersama Angga lagi esok hari.
Sesampainya di rumah, Doni merasa kelelahan. Dia pun tertidur tanpa sempat belajar untuk ulangan esok hari. Ibu Doni yang mengira Doni belajar bersama Angga membiarkan Doni tertidur. Jadilah Doni tidak belajar malam itu.
Keesokan harinya ketika sarapan, Doni berbohong kepada ayah dan ibunya. Doni bilang dia belajar bersama Angga di rumahnya. Ayah dan ibu Doni percaya kepada Doni.
“Kalau begitu, nanti kamu pasti bisa menyelesaikan ulkanganmu dengan baik.“ Ujar Ibu.
Doni hanya mengangguk.
“Kamu pasti akan mendapatkan nilai yang bagus.“ Sambung ayah.
Doni kembali menganggukkan kepalanya. sebenarnya dia merasa bersalah karena telah berbohong.
Ketika berangkat ke sekolah, Doni bertemu dengan Angga di jalan. Angga tidak memakai seragam sekolah seperti dirinya. Doni pun menyapa Angga.
“Kau tidak sekolah?“
“Tidak.“ Jawab Angga enteng.
“Kenapa?“
“Tidak ingin saja.“
Angga mengajak Doni membolos sekolah. Tetapi Doni menolaknya. Dia takut akan ketahuan orang tuanya dan dia akan merasa sangat bersalah. Doni pun memilih pergi ke sekolah.
Ketika sampai di sekolah, Doni melihat teman-temannya sedang sibuk belajar. Dia menjadi malu dengan dirinya sendiri. Jadi, dia membuka buku pelajarannya dan mulai belajar sampai bel berbunyi.
Ibu Guru pun datang ke kelas. Beliau membagikan soal ulangan kepada murid-murid. Setelah selesai berdoa, murid-murid langsung mengerjakan soal ulangan itu.
Doni merasa resah. Dia tidak bisa mengerjakan soal ulangan itu. Doni hanya menunduk menyesali dirinya sendiri yang tidak belajar dan malah bermain.
Keesokan harinya ketika Ibu Guru membagikan nilai ulangan, Doni mendapatkan angka lima. Ia pun semakin menyesal karena telah banyak bermain game.
Kamis, 17 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar