OLEH: Ismiyati
Suatu ketika, bunda sedang menjahit pakaian anak. Modelnya sangat lucu, dan berwarna merah jambu, pasti akan sangat cocok apabila dipakai sesa.
Sesa bertanya kepada bunda:
“Bunda, baju siapa yang bunda jahit?” Lucu sekali. Buatkan sesa baju seperti itu Bunda.”
“ Nanti sayang, nanti akan bunda buatkan sama seperti ini.”
Sesa termenung sedikit kecewa dengan jawaban bundanya. Perlahan dia jalan menuju kamarnya. Dalam hati Sesa sangat ingin mengenakan baju yang dibuat bunda, tapi mengapa bunda tidak mengerti keinginan Sesa. Sesa pun kembali termenung. Bunda kemudian menyusul ke kamar Sesa. Bunda mendekati Sesa, kemudian bunda berbicara pada Sesa.
“Sayang jangan sedih, nanti cantiknya hilang.”
“Sesa mau baju itu bunda, baju itu bagus sekali. Kenapa bunda tidak membuatkan untuk Sesa? Apa bunda tidak sayang kepada Sesa? Bunda membuat baju itu untuk orang lain?”
Dengan kepolosannya, Sesa mengira baju anak yang dibuat bunda adalah untuk anak lain.
Sesa tahu bunda adalah penjahit yang ulet, penjahit yang selalu melayani pelangannya dengan sepenuh jiwa bunda. Memenuhi keinginan para pelanggan yang menjahitkan baju ke tempat bunda dengan beraneka macam model, baik model yang simple maupun model yang susah. Yang Sesa ketahui, selama ini bunda menjahit baju- baju orang dewasa, karena memang jarang sekali ada jahitan anak kecil, jadi ketika Sesa mengetahui bunda menjahit pakaian anak, Sesa langsung berpikiran bahwa baju yang dibuat bunda adalah untuk Sesa.
Bunda dan Sesa hanyalah keluarga kecil yang tetap berusaha untuk hidup penuh ketentraman dan berbahagia. Ayah Sesa meninggal dua tahun yang lalu karena kecelakaan motor, saat hendak berangkat kerja. Bunda dengan segenap jiwa dan sepenuh hati berusaha dan berjuang untuk membesarkan sesa seorang diri. Banyak sekali tawaran-tawaran kepada bunda untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih dari pada menjahit, tetapi tawaran itu selalu ditolak oleh bunda. Bunda menganggap bahwa pekerjaan bunda yang sesungguhnya adalah menjahit. Bunda sudah lama menggeluti pekerjaan ini. Sudah banyak pelanggan yang datang, dan bunda yakin bahwa rizki setiap orang sudah ada yang mengatur. Bunda percaya akan kebesaran Allah.
Hari ini adalah hari pengumuman lomba menggambar tingkat Provinsi yang diadakan oleh pemerintah Kota seminggu yang lalu. Sesa mengikuti lomba mewarnai tersebut. Sesa memang mempunyai kegemaran menggambar dan mewarnai. Sesa sering kali mengikuti acara-acara lomba menggambar dan mewarnai tetapi belum sekalipun menjadi Juara Umum. Sesa hanya beberapa kali menjadi juara satu tetapi tingkat kabupaten dan juara-juara harapan yang lainnya. Harapan bunda begitu besar ketika Sesa mengikuti lomba menggambar tingkat provinsi kemaren. Disamping akan menambah jumlah piala koleksi Sesa, juga akan mendapatkan uang pembinaan yang nantinya akan menambah uang tabungan Sesa dan itu akan memacu sesa untuk lebih giat dan lebih terampil nantinya.
Pagi-pagi sekali bunda membeli Koran. Sesa masih tertidur lelap di kamar. Bunda sangat berharap Sesa menjadi yang terbaik dalam lomba tingkat provinsi kemarin. Dengan tergesa-gesa bunda membuka lembaran demi lembaran Koran. Bunda mencari daftar nama-nama pemenang lomba menggambar yang juga diikuti Sesa. Hati bunda begitu berdetak kencang, mata bunda terhentak kaget tak percaya, bundapun tak kuasa menahan tangis. Dalam sujud syukurnya, bunda menangis, bunda tak percaya akhirnya Sesa mendapatkan kemenangan. Bundapun memeluk Sesa dengan penuh kebanggaa yang tak terkira bahagianya. Sesa terbangun, Sesa sangat kaget melihat bunda memeluk Sesa sambil menangis.
Sesa bertanya kepada bunda:
“ Bunda, mengapa bunda menangis? Sesa bangunnya kesiangan ya bunda?”
Bundapun menjadi tersenyum bahagia, sangat bahagia. Kemudian bunda menjawab:
“Tidak sayang, kamu tidak bangun kesiangan. Kamu masih tertib seperti biasanya, kamu adalah anak bunda yang paling berarti dalam hidup bunda. Kamu adalah jempolan bunda, kamu kebanggaan bunda, kamu junior bunda sayang.”
“Terimakasih bunda, setiap pagi Sesa selalu mendapatkan kata-kata yang terindah dari bunda, membuat Sesa tambah semangat untuk bersekolah dan menuntut ilmu. Sesa sayang sekali kepada bunda. Tapi bunda, apa yang membuat bunda menangis?”
“Iya sayang, bunda juga sayang Sesa, sayang banget anaku. Bangun yuk, bunda ada hadiah buat kamu, tapi kamu harus mandi dulu, sarapan. Nanti, setelah Sesa siap berangkat sekolah, baru bunda tunjukan hadiah buat Sesa dan Sesa akan tahu mengapa bunda sampai menangis.”
Sesa pun dimandiin bunda, kemudian dipakaikan baju seragam dan bersiap untuk sarapan pagi. Selesai sarapan, masih ada waktu yang tersisa sebelum Sesa harus berangkat sekolah. Bunda memangku Sesa, Sesa pun riang gembira mendapat pangkuan dari bunda sebelum dia harus berangkat sekolah.
“Sayang, selamat ya sayang. Kamu berhasil anaku sayang.”
“Berhasil apa bunda? Berhasil membuat bunda menangis ya? Kenapa tadi bunda menagis? Kenapa bunda? Apa sesa ada salah sehingga membuat bunda menagis di pagi hari?”
“Tidak sayang, bukan itu. Selamat sayang, kamu mendapat juara umum lomba yang kamu ikuti seminggu yang lalu di Balai Kota. Alhamdulillah Kamu menjadi juara umum anaku. Bunda sangat bangga kepadamu.”
“Benar bunda? Sesa menang lomba menggambar kemarin? Alhamdulillah, Sesa senang sekali bunda. Yeee, horeee, Sesa menang, Sesa menjadi juara umum. Yes, hari ini Sesa akan kabarkan kepada ibu guru dan teman-teman Sesa, bahwa Sesa menang dan menjadi juara umum, pasti semuanya akan merasakan kebahagiaan yang bunda dan Sesa rasakan saat ini.”
“Iya sayang, pasti ibu-ibu guru dan semua teman-teman kamu sangat bahagia mendengarkan kabar yang akan kamu sampaikan nanti.”
“Sebentar ya sayang, kamu tunggu di sini dulu, bunda akan mengambilkan sesuatu buat kamu.”
“Ambil apa bunda? Uang jajan buat Sesa ya? Asyik-asyik pasti uang jajan Sesa akan dikasih lebih oleh bunda.”
Bunda pun masuk ke kamar mengambil hadiah yang mungkin akan sangat membuat Sesa terkejut bahagia.
“Nah, ini hadiah dari bunda buat Sesa sayang. Bukankah Sesa menginginkan baju ini?”
“Lhoh, baju merah muda lucu yang bunda jahit kemarin? Ini bukan untuk anak lain bunda? Ini untuk Sesa?”
“Iy sayang, ini memang special bunda buatkan untuk kamu. Bunda yakin bahwa kamu pasti akan menang, makanya bunda menyiapkan baju ini untuk kamu.”
“Horeee, Sesa dapat baju bagus dari bunda. Baju yang Sesa mau. Horeeee. Horeee. Horeee. Alhamdulillah, hari ini Sesa mendapatkan banyak kejutan dari bunda. Sesa senang sekali bunda. Alhamdulillah ya Allah, terima kasih untuk semua yang Allah berikan kepada bunda dan Sesa.”
“Ya sudah, sekarang waktunya Sesa berangkat sekolah. Yuk nak, bunda anter Sesa sekarang. Hari ini kan Sesa ada upacara rutin setiap hari Senin, jadi Sesa tidak boleh sampai terlambat.
“Siap bundaku sayang…”
Kamis, 17 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar