OLEH: Syin Azizah
Hati Zahra sangat sedih sekali ketika melihat tayangan di televisi ada sebuah pesta perayaan ulang tahun yang dilaksanakan sangat sederhana tapi begitu meriah karena banyak yang menghadiri acara tersebut terutama orang tua, teman-teman, dan saudara. Bungkusan kado yang begitu banyak berada di meja. Kue ulang tahun warna-warni dengan hiasan boneka dan bunga yang lucu-lucu. Zahra jadi teringat dengan kejadian pada minggu lalu, ketika acara ulang tahunnya gagal dirayakan karena orang tuanya ada kepentingan pergi ke luar kota untuk urusan kerjaan. Orang tua Zahra sangat sibuk bekerja, Mamanya bekerja sebagai pengajar di perguruan tinggi dan Papanya bekerja sebagai direktur utama sebuah perusahaan. Zahra hanya tinggal bersama pembantu dirumahnya. Pada liburan akhir pekan saja mereka bisa berkumpul bersama itu juga kalau orang tuanya tidak ada acara mendadak yang mengganggu liburan mereka.
Keesokkan harinya, “Ma…kapan ulang tahun Zahra dirayakan? Kan tepat hari ulang tahun kemarin ulang tahun Zahra tidak jadi dilaksanakan” kata Zahra memelas.
“Sayang….minggu-minggu ini Mama tidak bisa melaksanakan acara ulang tahun kamu, Mama masih banyak kerjaan”, kata sang Mama.
Sebenarnya Mama tidak tega memperlakukan Zahra seperti itu. Karena Zahra hanya seorang anak berumur 10 tahun yang masih memerlukan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Papa hanya terdiam karena merasa bersalah juga kepada Zahra.
Dalam hati Papa berbicara, “Merayakan ulang tahun untuk anak semata wayang saja, aku tidak bisa bagaimana anakku bisa mendapatkan kasih sayang dan dekat dengan Papanya”.
“Teman-teman banyak yang menanyakan kapan ulang tahun Zahra dirayakan? Zahra pengen liburan minggu ini acara ulang tahun Zahra dirayakan! Zahra tidak mau tahu!,” teriak Zahra sambil berlari membawa bonekanya.
Papa dan Mamanya hanya bisa terdiam dan tak banyak bicara.
“Pa, apa salahnya kalau liburan minggu ini kita mengadakan liburan bersama dengan Zahra, entah itu jalan-jalan atau merayakan ulang tahun Zahra,” kata Mama.
“Ehmmm…….baiklah akan aku usahakan, tapi kayaknya liburan besok aku tidak ada acara apa-apa di kantorku. Baiklah nanti malam kita bicarakan lagi pada Zahra sebelum dia tidur,” kata Papa.
Malam harinya sebelum Zahra tertidur, Papa dan Mama masuk ke kamar Zahra. Tapi setelah orang tuanya masuk ke kamar Zahra, ternyata Zahra sudah tertidur nyenyak sekali. Mama dan Papanya hanya memberikan kecupan sayang di keningnya dan menyelimuti Zahra. Betapa senangmya mereka melihat Zahra yang sedang tertidur pulas karena mereka melihat sosok anak mereka yang begitu polos dan lucu. Mereka juga teringat bahwa dalam masa pertumbuhannya Zahra masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua. Mereka jadi merasa bersalah kepada Zahra dan mulai saat itu mereka berjanji akan memenuhi semua apa yang diinginkan Zahra.
Keesokan paginya setelah selesai sarapan pagi sebelum Zahra berangkat sekolah.
“Sayang, Papa dan Mama mau bicara…Zahra mau ulang tahunnya dirayakan? Papa dan Mama sudah memutuskan bahwa acara ulang tahunmu dirayakan hari minggu besok bagaimana?” kata Mama.
“Hari minggu besok Ma?! Wah..senangnya! Tapi besok undang teman-teman sekolah Zahra ya Ma?! Yang banyak!,” seru Zahra dengan melonjak-lonjak gembira.
“Sayang, sekarangkan hari sabtu nanti sehabis pulang sekolah ikut jalan-jalan dengan Mama yuk? Kita belanja perlengkapan buat acara ulang tahunmu besok,” kata Mama.
“Ok Ma! Terima kasih Pa! Terima kasih Ma!,” kata Zahra sambil berlari.
Zahra langsung mencium pipi kedua orang tuanya sebagai tanda sayang dan terima kasih Zahra pada orang tuanya sebelum berangkat ke sekolah.
Sesampai di sekolah Zahra langsung memberi tahu teman-temannya kalau acara ulang tahunnya jadi dirayakan pada hari minggu besok.
Zahra berkata “Teman-teman jangan lupa besok datang ke acara ulang tahunku ya!. Jam 8 pagi kalian harus datang, jangan lupa bawa kado yang banyak!” dengan perasaan hati senang dan senyum merekah dari wajah Zahra.
Tetapi setelah Zahra memberitahu teman-temannya ternyata salah satu teman Zahra ada juga yang merayakan ulang tahun pada hari minggu besok yaitu Dinda.
Dinda dengan nada agak marah,”Zahra!Teman-teman udah aku ajak ke pesta ulang tahunku, jadi kamu enggak boleh ngundang temen-temen ke pasta ulang tahunmu!!”.
”Enggak boleh!!Temen-temen harus datang ke pesta ulang tahunku! Temen-temen harus pilih mau datang ke pestanya siapa??!, kata Zahra dengan marahnya.
“Enggak boleh Zahra!!!!, kata Dinda.
“Enggak boleh!!.
Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Anak-anak sudah bersiap-siap untuk pulang. Hanya Dinda dan Zahra yang belum bersiap-siap untuk pulang. Mereka masih bertengkar hebat sampai-sampai kedua orang tua mereka mencari-cari sampai ke kelas.
“Sayang….ada apa ini? Kamu kenapa kayak gitu??,” kata mama Zahra.
“Ini Ma,, Dinda enggak mau ngalah karena pesta ulang tahunnya sama dirayain besok! Temen-temen dah Zahra kasih tahu untuk datang ke pesta ulang tahunku tapi Dindanya tu….!!” kata Zahra dengan marahnya.
“Sudah-sudah dong sayang…Maaf ya Bu anak saya ini kelewat manja. Maafkan Zahra juga ya Dinda,” kata Mama sambil menenangkan Zahra.
“Zahra harus minta maaf juga dong tante sama Dinda,” dengan nada ketusnya.
“Tapi kan Ma….Zahra mau temen-temen semuanya datang ke pesta ulang tahun Zahra,” kata Zahra.
Mama Zahra terdiam berfikir sejenak karena Zahra kalau sudah begini susah ditenangin.
“Ehmmmm….Zahra dan Dinda mau enggak ulang tahunnya dirayain bareng di sebuah tempat misalnya di KFC di dekat rumahnya Zahra, gimana?” kata mama Zahra dengan tenang.
Zahra dan Dinda hanya terdiam. Mereka tidak bisa berkata apa-apa.
“Dinda kamu mau tidak??,” kata Zahra.
“Ehmmm….baiklah Tante, Dinda mau ngerayain ulang tahun bareng Zahra,”kata Dinda dengan senyum gembira.
Akhirnya pada hari minggu Zahra dan Dinda merayakan ulang tahun bersama di KFC. Semua teman-temannya datang dan membawa banyak kado. Mereka terlihat gembira sekali karena pesta ulang tahunnya sangat meriah.
Kamis, 17 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar