Pages

Kamis, 17 Juni 2010

Dino Namanya

Oleh: Fikri Yulaihah

Dino namanya. Salah seorang murid yang sukanya hanya bermain dan bermain. Dia adalah murid pemalas nomor dua di kelasnya. Kalau sedang pelajaran ia selalu mengajak teman sebangkunya bercerita. Boleh saja kalau yang diperbincangkan tentang pelajaran yang sedang dibahas di kelas, tetapi yang dia bahas adalah mengenai rencananya membolos sekolah hanya untuk bermain PS dekat pintu gerbang sekolahnya.
Baginya, bermain adalah dunianya, dan sekolah adalah beban yang hanya membuat bosan saja. Meski demikian, Dino termasuk anak yang cerdas di kelasnya. Sejak kelas I hingga kelas IV sekarang, ia selalu menjadi bintang kelas. Pembaca yang budiman, jangan dicontoh kelakuan si Dino yang tidak baik itu, dicontoh yang baik-baik aja ya teman-teman.
Ada satu lagi kebiasaan dari Dino. Pengen tahu nggak nih temen-temen??? Ternyata dia itu punya kebiasaan pura-pura tidak mendengar semua perkataan yang ada di sekitarnya. Maksudku, Dino suka pura-pura tuli gitu deh. Pernah waktu pelajaran Bahasa Indonesia, Bu guru sedang bercerita tentang Malin Kundang, dan semua anak mendengarkan cerita Bu guru dengan seksama. Tetapi tidak berlaku buat Dino, dia malah asyik tidur. Wah wah wah, anak yang satu ini sungguh aneh.
Ketika Bu guru sudah selesai bercerita, kemudian menawarkan kepada anak-anak siapa yang mau menceritakan kembali cerita itu di depan kelas. Karena hanya Dino yang tidak memperhatikan cerita, akhirnya Bu guru menyuruh dia maju di depan anak-anak untuk bercerita mengenai Malin Kundang.
“Ayo Dino maju. Dino… Dino… Dino,” panggil Bu guru sambil mendekat di bangku Dino.
Lama sekali Dino tidak menyahut, hingga Bu guru agak marah, “Muridku yang pandai, telinga itu gunanya untuk apa?”
“Untuk mendengarkan, kenapa bu guru tanya pertanyaan yang semua orang udah tahu Bu?”
“Nah itu Dino tahu. Kalau Dino punya telinga, tadi Bu guru bilang apa ke kamu Nak?”
“Baik bu, sekarang Dino mau bicara, tapi besok-besok lagi Dino gak mau lagi lho, Dino nggak mau mendengarkan cerita dari Bu guru, bagusan cerita kartun di tv yang Dino tonton, betul nggak temen-temen?”
“Betuuuulllllllll……………,” jawab murid-murid lainnya.
“Sudah sudah, yang penting sekarang Dino maju dulu.”
Meski demikian, Bu guru sebenarnya di dalam hati menggerutu, “Ada-ada saja muridku yang aneh seperti ini. Sebagai guru, saya harus lebih sabar.”
Lima menit telah berlalu. Dino mampu menceritakan setiap detail cerita yang Bu guru ceritakan. Setelah selesai bercerita di depan teman-temannya Dino berkomentar.
“Ngapain percaya sama cerita Malin Kundang. Menurut Aku, kalau semua anak durhaka dikutuk menjadi batu, berarti semua ibu jahat dong.”
“Kata ibu guru Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Wah, berarti ibu guru mengarang peribahasa sendiri ya? Hayooo ibu guru ketahuan bohongnya nih.”
****
Sudah satu minggu lebih Dino tidak masuk sekolah. Kelas jadi mendadak sepi, karena Dinolah yang suka gaduh dan jail di kelas itu. Teamn-temannya tidak ada yang tahu kenapa Dino tidak bisa masuk sekolah. Tidak terkecuali dengan guru-guru yang lainnya.
Minggu berikutnya datanglah seorang ibu mengantarkan surat ijin ke sekolah itu. Beliau adalah ibunya Dino. Isi surat itu menyatakan bahwa Dino sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit.
Setelah kedatangan surat ijin itu, Bu guru mengumumkan agar mereka semua menjenguk Dino di Rumah Sakit. Murid-murid pun setuju. Bagaimanapun nakalnya, Dino masih dianggap sebagai teman yang baik di mata teman-temannya.
“Dino sakit apa Bu?”, Tanya Bu guru kepada ibu Dino.
“Kata dokter, Dino mengalami gangguan THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Ada kotoran di telinga Dino yang menjadikan Dino kesulitan mendengar.”
Salah satu temannya ada yang nyeletuk, “bu guru, itu karena Dino punya kebiasaan pura-pura tuli Bu.”. Mendengar kata-kata yang diucapkan Dani mendadak anak-anak seisi ruangan itu pun kompak tertawa ha... ha… ha …ha… ha… ha….
“Dani!! Jangan semabarangan ngomongnya.”
“Eits salah. Maaf Bu, tadi saya salah ngomong, hehehe.”
-The End-

2 komentar:

fikri yulaihah mengatakan...

wah wah..............kok ada cerpenku di sini ya. bagus bagus bagus. (fikri yulaihah)

Firda Mustikawati mengatakan...

iya tun..
keren tho ^0^

Posting Komentar